Rabu, 09 Mei 2012

Laporan Alkohol dan fenol


 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
        Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organic yang mempunyai struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin aromatik.Hidrokarbon berlaku sebagai dasar pengelompokan senyawa organic. Suatu senyawa non hidrokarbon yang mana mengandung rantai karbon atau cincin atom-atom karbon yang sama.Yang akan dibahas terbatas pada derivate sederhana yang diperoleh dari menggantikan satu, dua, atau tiga atom hydrogen dalam molekul hidrokarbon, dengan atom oksigen atau gugus hidroksil. Adanya atom-atom atau gugus-gugus atom menentukan sebagian besar sifat fisika dan kimia molekul itu. Atom ataupun gugus atom yang paling menentukan sifat suatu zat dirujuk sebagai gugus fungsional.
      Percobaan alcohol dan fenol dalam praktikan kali ini mengajarkan kita bahwa alcohol adalah senyawa –senyawa dimana satu atau lebih atom hydrogen dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah hidroksil.Selain itu percobaannya ini brguna untuk mempelajari sifat kimia seperti suatu alcohol dapat teroksidasi dan bereaksi dengan beberapa zat kimia dan fisika seperti bersifat semi polar karena terdiri dari 2 gugus yaitu alkil dan gugus hidroksil dan juga alcohol dan fenol adalah asam-asam lemah(alcohol 10-100 kali lebih lemah dari air,fenol 10 kali lebih kuat dari air dengan kata lain fenol lebih asam dari alcohol.Percobaan ini juga untuk membedakan antara alcohol primer,sekunder dan tersier apabila bereaksi dengan zat lain.
B. Rumusan Masalah
1.    Bagaimana sifat fisika dan kimia alcohol dan fenol ?
2.    Apa Perbedaan alcohol primer, sekunder dan tersier ?
C. Maksud Praktikum
1.    Mempelajari beberapa sifat fisika dan kimia dari alcohol dan fenol.
2.    Membedakan antara alcohol primer, sekunder, dan tersier.
D. Tujuan Praktikum
1.  Mengetahui kelarutan alcohol dan fenol dalam air, eter, dan minyak lemak.
2.  Menentukan alcohol primer, sekunder dan tersier.
3.  Menentukan beberapa reaksi alcohol dan fenol, seperti reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3, dan reaksi dengan FeCl3.


E.   Manfaat Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, kita dapat mengetahui beberapa sifat fisika dan kimia dari alcohol dan fenol, misalnya kelarutan alcohol dan fenol dalam air, eter, dan minyak lemak; Dan menentukan beberapa reaksi alcohol dan fenol, seperti reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3, serta reaksi dengan FeCl3.










BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.   Teori Umum
     Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil (-OH) atau lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alkohol. Alkohol tersederhana diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu gugus hidroksil per molekul. Senyawaan ini mempunyai rumus molekul umum ROH, dengan R ialah gugus alkil dengan susunan CnH2n+1. (Keenan, 1986).
     Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan enyawa alkana yang satu atom H-nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Alkohol adalah R-OH dimana R adalah gugus alkil. Golongan senyawa akohol juga dapat ditulis CnH2n + 1 –OH.( Ghalib, 2010).
     Penamaan alkohol dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : nama trivial diberi nama alkil-alkohol (alkohol sebagai nama pokok dan rantai karbonnya sebagai gugus). Cara kedua berdasarkan nama sistematik, nama sistematik diberi akhiran “ol” digunakan dimana gugus –OH terikat dengan posisi –OH diberi nomor terkecil dari ujung rantai karbon dia terikat. Sistem tatanama, selain yang disebutkan diatas ialah dengan menganggap bahwa semua nama alkohol adalah merupakan turunan dari metanol yang disebut karbinol. (Tim Dosen, 2004).
     Berdasarkan peredaan letak terikatna gugus –OH pada atom C. Alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain secara langsung). Alkohol sekunder yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat secara langsung dua atom C yang lain). Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang engikat secara langsung tia buah atom C yang lain. Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama. (Ghalib, 2010).
     Alkohol primer jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa aldehidnya dan jika dioksidasi lebih lanjut dihasilkan senyawa asam karboksilatnya. Alkohol sekunder jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa alkanonnya. Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi. (Ghalib, 2010).
     Fenol mempunyai gugus seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Tata namanya biasanya dipergunakan nama yang lazim dengan akhiran –ol. Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam. Atom H dapat diganti tak hanya dengan logam (seperti alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi fenolat. Sifat asam dar ifenol-fenol lemah dan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam karbonat. Mudah dioksidasi, juga oleh O­­2 udara dan memberikan zat-zat warna, mereduksi larutan fehling dan Ag-beramoniak. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl­3. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 X 10-10. (Riawan, 1990).
     Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini mungkin karena mempunyai sifat mengkoagulasu protein) koefisien fenol (kf) : perbandingan kons. Fenol/kons. Zat untuk mematikan suatu macam bakteri dalam waktu yang sama dan juga sebagai sintesis misalnya : asam salisilat, aspirin, dan fenolftalein. (Riawan, 1990).

B.   Uraian Bahan
a.    Aquadest (Ditjen POM edisi III 1979 : 96)
Nama resmi           : AQUA DESTILLATA         
Nama lain              : Air suling
BM / RM                 : 18,02 / H2O
Pemerian              : cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau, tidak    mempunyai rasa
Penyimpanan      : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan             : sebagai pelarut
b.    Asam asetat (Ditjen POM edisi III 1979 : 241)
Nama resmi           : ACIDUM ACETICUM       
Nama lain              : Asam Asetat
BM / RM                 : 60 / CH3COOH
Pemerian               : cairan jernih,tidak berwarna,bau menusuk, rasa asam, tajam.
Kelarutan               : dapat bercampur dengan air dan etanol (95%) P dan dengan gliserol P
Kegunaan             : pereaksi
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup rapat
c.    FeCl3 ( Ditjen POM edisi III 1979 : 659)
Nama resmi           : FERII CHLORIDUM         
Nama lain              : Besi (III) klorida
BM / RM                 : 162,2 / FeCl3
Pemerian               : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,bebasa warna jingga dari garam nitrat yang telah terpengaruhi oleh kelembaban.
Kelarutan               : larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.
Kegunaan             : pereaksi
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup rapat
d.    Fenol (Ditjen POM Edisi III 1979 : 484)
Nama resmi           : PHENOLUM          
Nama lain              : fenol
BM / RM                 : 94,11 / C6H5OH
Pemerian               : Hablur bentuk jarum atau massa hablur,tidak berwarna atau merah jambu,bau khas,kaustik.
Kelarutan               : larut dalam 12 bagian air,mudah larut dalam etanol (95%) O, dalam gliserol P dalam minyak lemak.
Kegunaan             : pereaksi
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup rapat
e.    Metanol (Ditjen POM Edisi III 1979 : 706)
Nama                      : METANOL
BM / RM                 : 32 / CH3OH
Pemerian               : cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.
Kelarutan               : dapat bercampur dengan air, membentuk   cairan jernih, tidak berwarna.
Kegunaan             : pereaksi
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup rapat
f.     Na2CO3 (Ditjen POM Edisi III 1979 : 400)
Nama resmi           : NATRII CARBONAS
Nama lain              : Natrium karbonat
RM / BM                 : Na2CO3 / 124
Pemerian               : Hablur tidak berwarna / serbuk hablur putih.
Kelarutan               : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih.
Kegunaan             : Sebagai zat tambahan, keratolitikum.
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup baik.
g.    NaHCO3 (Ditjen POM Edisi III 1979 : 424)
Nama resmi           : NATRII SUBCARBONAS
Nama lain              : Natrium bikarbonat / Natrium subkarbonat
RM / BM                 : NaHCO3 / 84,01
Pemerian               : Serbuk putih atau hablur monoklin kecil, butiran; tidak berbau; rasa asin.
Kelarutan               : Larut dalam 11 bagian air; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P
Kegunaan             : Antasidum
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup baik.

C.   Prosedur Kerja (Anonym,2011)
1.    Kelarutan dalam air, eter, dan minyak lemak
-       Siapkan 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
-       Masing-masing tabung reaksi dengan 0,5 ml air (1), eter (2), dan Minyak lemak (3).
-       Kedalam tabung reaksi (1), (2), dan (3), tambahkan setetes methanol.
-       Kocok dan perhatikan kelarutannya (catat).
-       Kerjakan seperti 1 s/d 4 dengan menggunakan alcohol yang lain.
-       Kerjakan seperti diatas dengan menggunakan fenol.
2.    Alkohol primer, sekunder dan tersier
-       Siapkan 3 buah tabung reaksi.
-       Masing-masing tabung reaksi dengan 1 ml pereaksi lucas.
-       Tambahkan 3-5 tetes alcohol primer pada tabung (1), 3-5 tetes alcohol sekunder pada tabung (2) dan 3-5 tetes alcohol tersier pada tabung (3).
-       Kocok dan biarkan selama 3-5 menit.
-       Perhatikan perubahannya dan catat.
-       Kerjakan seperti 1 s/d 5 dengan menggunakan fenol.
3.    Beberapa reaksi alcohol dan fenol
a.    Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
-       Siapkan 3 tabung reaksi.
-       Tabung (1) diisi dengan amyl alcohol, tabung (2) dengan fenol, tabung (3) dengan asam asetat (sebagai pembanding) masing-masing 1 ml.
-       Masing-masing tabung reaksi ditambah dengan 0,5 ml Na2CO3.
-       Kocok dan biarkan 3-5 menit.
-       Perhatikan perubahan dan catat.
-       Kerjakan seperti 1 s/d 5 (ganti Na2CO3 dengan NaHCO3)
b.    Reaksi dengan FeCl3
-       Siapkan 3 tabung reaksi.
-       Tabung (1) diisi dengan methanol, tabung (2) dengan amyl alcohol, dan tabung (3) dengan fenol masing-masing 1 ml.
-       Kedalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes FeCl3.
-       Catat perubahan yang terjadi.













BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.   Alat yang di pakai
Pada praktikum ini alat-alat yang dipakai yaitu tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur 5 ml, pipet skala, dan botol semprot.
B.   Bahan yang Digunakan
Pada praktikum ini bahan-bahan yang digunakan adalah methanol,2-Propanol, Amylalkohol, Fenol,Pereaksi Lucas,Air suling,Eter,Minyak lemak, Na2CO3, NaHCO3,CH3COOH,FeCl3
A.   Cara Kerja
1.    Kelarutan dalam air, eter, dan minyak lemak
Disiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian diisi 0,5 ml air, eter, dan minyak lemak pada masing-masing tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 1 tetes methanol. Dikocok dan dicatat kelarutannya. Dikerjakan 1-4 dengan mengganti metanol dengan amyl alcohol. Selanjutnya dikerjakan cara kerja seperti yang diatas dengan menggunakan fenol.


2.Alkohol primer, sekunder dan tersier
Disiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian diisi masing-masing tabung dengan 1 ml pereaksi lucas. Setelah itu ditambahkan 3-5 tetes untuk masing-masing tabung dimana tabung (1) methanol sebagai alcohol primer, tabung (2) propanol sebagai pengganti alcohol sekunder. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat. Selanjutnya dikerjakan seperti kegiatan diatas dengan menggunakan fenol.
3.Beberapa reaksi Alkohol dan fenol
A.   Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
Disiapkan 3 tabung reaksi, kemudian diisi masing-masing tabung dengan Amyl alkohol pada tabung (1),Fenol pada tabung (2),dan Asam asetat pada tabung (3). Setelah itu ditambahkan 0,5 ml  Na2CO3 pada masing-masing tabung. Dikocok dan biarkan selama 3-5 menit. Perhatikan perubahan dan catat. Selanjutnya dikerjakan seperti kegiatan diatas dengan mengganti Na2CO3 dengan NaHCO3.
B.   Reaksi dengan FeCl3
Disiapkan 3 tabung reaksi, kemudian diisi masing-masing tabung dimana tabung (1) dengan methanol, tabung (2) dengan amyl alcohol, dan tabung (3) dengan fenol masing-masing 1 ml. Setelah itu ditambahkan beberapa tetes FeCl3 kedalam masing-masing tabung, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.





















BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1.   Gambar pengamatan
2.   Tabel hasil  pengamatan
a.    Kelarutan dalam air, eter, dan minyak lemak
Alkohol/fenol
Kelarutan dalam air
Kelarutan dalam eter
Kelarutan dalam minyak lemak
Ket.
Metanol
Amyl alcohol
Fenol
Larut
Larut
Larut
Tidak larut
Larut
Larut

Tidak larut
Tidak larut
Larut



b.    Alkohol primer, sekunder, dan tersier
Alkohol (3-5 tetes)
Pereaksi Lucas 1 ml
Keterangan
Primer (Metanol)
Sekunder (Propanol)
Tersier ( - )
Fenol
Tidak terjadi perubahan warna
Tidak terjadi perubahan warna
-        
Tidak terjadi perubahan warna
Bening
Bening
-
Bening

c.    Beberapa reaksi alcohol dengan fenol
-       Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
Alkohol/Fenol
Na2CO3
NaHCO3
Ket.
Amyl alcohol


Fenol

Asam asetat
Gelembung, warna tetap, terbentuk minyak
Tetap, tidak ada perubahan
Tetap, tidak ada perubahan
Gelembung, warna tetap, terbentuk minyak
Tetap,tidak ada perubahan
Warna tetap, gelembung dipinggir tabung
Bening


Bening

Bening

-       Reaksi dengan FeCl3
Zat
FeCl3 (3 tetes)
Keterangan
Metanol
Amyl alcohol

Fenol
Bening – kuning
Bening, membentuk endapan kuning
Bening- ungu
Larut
Tidak larut

Larut

3.    Reaksi
                                       ZnCl2
1.      C2H5OH + HCl                C2H5Cl + H2O        
2.                      OH                                                                   Cl                            
                                                        ZnCl2     
       CH3 – CH2 – CH – CH3 + HCl               CH3 – CH2 – CH – CH3 - + H2O    
                                                                                                                                                                        CH3         
3.                                                                                  CH3        
                                                       ZnCl2
                CH3 -  CH – OH – HCl                  CH3 – CH – Cl  + H2O
                              
                          CH                                                      CH3
          
4.        CH3- (CH2)4 – OH + Na2CO3                CH3 – (CH2)4 – CO3+
      
                                                                                Na2OH
5.      Ar – OH + Na2CO3                   Ar – CO3 – 2NaOH   
6.                O                                                    O   
           CH3 – C – OH + Na2CO3                CH3 – C + 2NaOH
7.       CH3 (CH2)4 – OH + 2NaHCO3                       CH3(CH2)4 – CO3 + 2NaOH
8.      Ar – OH + 2NaHCO3                   Ar – CO3 + 2NaOH

9.                  O                                                                O
      CH3 –  C – OH + 2NaHCO3                         CH3 – C – CO3 + 2NaOH

B.   PEMBAHASAN
      Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil (-OH) atau lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alkohol. Alkohol tersederhana diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu gugus hidroksil per molekul. Senyawaan ini mempunyai rumus molekul umum ROH, dengan R ialah gugus alkil dengan susunan CnH2n+1. (Keenan, 1986).
      Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan enyawa alkana yang satu atom H-nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Alkohol adalah R-OH dimana R adalah gugus alkil. Golongan senyawa akohol juga dapat ditulis CnH2n + 1 –OH.( Ghalib, 2010).
Penamaan alkohol dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : nama trivial diberi nama alkil-alkohol (alkohol sebagai nama pokok dan rantai karbonnya sebagai gugus). Cara kedua berdasarkan nama sistematik, nama sistematik diberi akhiran “ol” digunakan dimana gugus –OH terikat dengan posisi –OH diberi nomor terkecil dari ujung rantai karbon dia terikat. Sistem tatanama, selain yang disebutkan diatas ialah dengan menganggap bahwa semua nama alkohol adalah merupakan turunan dari metanol yang disebut karbinol. (Tim Dosen, 2004).
Berdasarkan peredaan letak terikatna gugus –OH pada atom C. Alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain secara langsung). Alkohol sekunder yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat secara langsung dua atom C yang lain). Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang engikat secara langsung tia buah atom C yang lain. Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama. (Ghalib, 2010).
Alkohol primer jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa aldehidnya dan jika dioksidasi lebih lanjut dihasilkan senyawa asam karboksilatnya. Alkohol sekunder jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa alkanonnya. Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi. (Ghalib, 2010).
Fenol mempunyai gugus seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Tata namanya biasanya dipergunakan nama yang lazim dengan akhiran –ol. Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam. Atom H dapat diganti tak hanya dengan logam (seperti alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi fenolat. Sifat asam dar ifenol-fenol lemah dan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam karbonat. Mudah dioksidasi, juga oleh O­­2 udara dan memberikan zat-zat warna, mereduksi larutan fehling dan Ag-beramoniak. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl­3. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 X 10-10. (Riawan, 1990).
Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini mungkin karena mempunyai sifat mengkoagulasu protein) koefisien fenol (kf) : perbandingan kons. Fenol/kons. Zat untuk mematikan suatu macam bakteri dalam waktu yang sama dan juga sebagai sintesis misalnya : asam salisilat, aspirin, dan fenolftalein. (Riawan, 1990).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   KESIMPULAN
               Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.     Metanol larut dalam air, tetapi tidak larut dalam eter dan minyak lemak. Metanol sebagai alcohol primer bereaksi dengan pereaksi lucas, tetapi tidak terjadi perubahan warna. Dan bereaksi dengan FeCl3 membentuk larutan yang larut dengan perubahan warna dari bening menjadi ungu.
2.     Amyl alcohol larut dalam air dan eter, tetapi tidak larut dalam minyak lemak. Bereaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3 menghasilkan gelembung, membentuk minyak, tetapi tidak terjadi perubahan warna. Bereaksi dengan FeCl3 membentuk larutan yang tidak larut, membentuk endapan kuning, dengan warna tetap (bening).
3.     Fenol larut dalam air, eter, dan minyak lemak. Bereaksi dengan pereaski lucas, tetapi tidak terjadi perubahan warna. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3 tidak terjadi perubahan warna (bening). Dan reaksi dengan FeCl3 membentuk larutan yang larut dengan perubahan warna dari bening menjadi ungu.
4.     Propanol sebagai alcohol sekunder bereaksi dengan pereaksi lucas, tetapi tidak terjadi perubahan warna.
5.     Asam asetat sebagai pembanding beraksi dengan Na2CO3, tetapi tidak terjadi perubahan warna (bening). Sedangkan reaksinya dengan NaHCO3 menghasilkan gelembung dipinggir tabung, tetapi tidak terjadi perubahan warna (bening).

B.    SARAN
    Saran dalam praktikum ini sebaiknya bahan yang disiapkan sesuai yang dibutuhkan dalam praktikum, misalnya n-heksana, logam natrium, dan alcohol tersier.











DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Makassar : UMI.
Dirjen POM. 1979. Farnakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Dirjen POM. 1995. Farnakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia. Jakarta : Penerbit :
Powerbooks.
Keenan, W. Charles. 1986. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi VI.
Jakarta : Penerbit erlangga.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Penerbit Binarupa aksara.
Tim Dosen Kimia Unhas. 2004. Kimia Organik. Makassar : UNHAS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar